Mengoptimalkan Produktivitas Gedung dengan Menjaga Pantangan Burung Walet

Pantangan Burung Walet agar Gedung Produktif

Melihat orang lain atau teman membangun gedung walet yang sudah berhasil tentu membuat kita ingin mengikuti jejaknya. Ketika keinginan itu timbul, maka mulailah seseorang mencari informasi tentang cara membangun gedung walet yang produktif.

Banyak jalan untuk menemukan ilmu dalam dunia perwaletan ini. Mulai dari membaca buku yang dapat Anda peroleh di toko-toko buku, membaca blog semacam anakdagang.com yang membahas beberapa trik dalam budidaya walet sampai bergabung dalam group-group sosial media dan bertanya di dalamnya.

Setelah melalui proses belajar secara otodidak itu, banyak di antara calon petani walet merasa telah memiliki ilmu untuk membangun gedung walet yang berhasil seperti apa yang mereka perhatikan selama ini. Namun kenyataannya, tidak sedikit dari mereka gagal atau mungkin tepatnya belum membuahkan hasil walau gedung sudah aktif selama 3 atau 5 tahun.

Agar hal tersebut tidak terjadi, simak dan pelajari pemaparan kami tentang pantangan burung walet yang mestinya Anda ketahui agar terhindar dari kerugian akibat gedung walet zonk berikut ini. Silahkan dipelajari dengan seksama ya.

Pantangan Burung Walet yang Wajib Diperhatikan agar Gedung yang Anda Bangun Selalu Produktif

1. Jangan membuat burung walet susah bermanuver

Jika pernah melihat dan memperhatikan habitat asli dalam gua walet, maka Anda akan menemukan kunci sukses dalam membangun gedung walet. Salah satu kuncinya adalah area putar yang leluasa bagi burung walet.

Jadi pantangan pertama yang harus Anda hindari adalah jangan membuat walet kesulitan dalam menemukan tempat bersarang. Namun hal tersebut harus diselaraskan agar ruangan tetap gelap atau remang-remang.

Berbicara mengenai area manuver burung walet yang leluasa, maka tempat pertama yang harus memperoleh perhatian lebih adalah ruang void. Ruang void ini adalah ruangan pertama yang akan menentukan tingkat keberhasilan gedung walet.

Maka dari itu, pantangan pertama dalam membangun gedung walet adalah jangan membuat ruang void gedung walet Anda terlalu kecil.

Mungkin Anda pernah mendengar atau melihat gedung walet sukses dengan ukuran void yang kecil. Banyak faktor menjadikan gedung ber-void kecil menjadi sukses, salah satunya karena gedung tersebut merupakan gedung tua yang waktu pembangunannya masih sedikit gedung walet (persaingan masih kurang).

Walaupun gedung tersebut berhasil, ketika orang-orang mulai membangun gedung baru dengan luas void memadai di sekitarnya, maka lambat laun gedung dengan void kecil tersebut akan menurun produksinya.

Buatlah void minimal 3 x 3 meter. Jika gedung yang akan Anda bangun termasuk besar, maka sebaiknya kami sarankan membuat void dengan ukuran 4 x 4 meter.

2. Jangan mengganti suara panggil apalagi suara inap terlalu sering

Kebiasaan para pemilik gedung walet pemula adalah senang sekali melihat walet keluar masuk di LMB. Jika walet terlihat sepi bermain di LMB dalam beberapa minggu kemudian, maka tangan mereka gatal untuk mengganti suara panggilnya.

Inilah menjadi penyakit pada gedung baru, penyakit sang pemilik gedung yang kurang sabar.

Berikanlah waktu bagi walet muda mengenal gedung Anda. Walet muda membutuhkan waktu 2 sampai 3 bulan untuk memastikan dirinya siap menempati gedung baru Anda.

Maka dari itu, pantangan bagi gedung walet mengganti suara panggil terlalu sering. Minimal 3 bulan mempertahankan suara panggil walet yang digunakan sebelum menggantinya dengan suara yang baru.

3. Memindakan LMB secara tiba-tiba

Jika Anda memiliki gedung walet yang telah berkloni, sebaiknya pertahankan untuk tidak mengotak-atik posisi LMB. Jikalau posisi LMB dirasa tidak pas, jangan sekali-kali memindahkan posisi LMB secara tiba-tiba.

Lakukan perubaan posisi secara berkala. Mulai dari membuat LMB baru kemudian minggu berikutnya memindakan tweeter panggil ke LMB yang baru. Selanjutnya, setiap minggunya mulai menutup sedikit-demi sedikit LMB yang lama sampai tertutup sempurna.

4. Menggunakan kayu basah untuk sirip gedung walet

Pantangan burung walet selanjutnya adalah menggunakan kayu basah sebagai papan sirip dalam membangun gedung walet. Kayu basah maksudnya papan kayu yang tidak melewati proses pengeringan secara sempurna.

Akibat dari papan basah ini adalah sirip akan mudah terserang jamur yang menjadi salah satu penyebab walet enggan bersarang sesuai dengan harapan sang pemilik gedung.

Banyak pendapat mengenai jenis kayu untuk digunakan sebagai papan sirip gedung walet. Namun, menurut hemat kami sebaiknya gunakan kayu keras seperti kayu ulin atau sejenisnya yang sangat tahan terhadap timbulnya jamur.

Selain tahan terhadap timbulnya jamur, ketahan kayu keras seperti kayu ulin/kayu besi juga menjadi salah satu faktor yang menjadi pertimbangan kami. Ulin dapat bertahan sampai ratusan tahun tanpa khawatir terjadi kerusakan dalam waktu dekat.

Baca Juga :

Jika ada yang mengatakan sarang yang dihasilkan akan berwarna merah karena getah dari kayu ulin, jangan khawatir karena kenyataannya di gedung kami tidak ada sama sekali sarang yang kami temukan menjadi merah atau kecoklatan akibat getah ulin.

Jikalau hal itu benar, banyak cara untuk mengatasinya. Salah satu caranya adalah melakukan pelapisan sirip dari bahan-bahan yang mudah ditemukan dengan harga murah. Poin yang kami sampaikan di sini adalah utamakan kekuatan dan ketahanan terlebih dahulu, urusan lain itu nomor 2.

Itulah beberapa pantangan burung walet yang harus Anda ketahui. Semoga kita semua dapat memiliki gedung walet sukses dengan panen puluhan kilo per bulannya.

LEAVE A REPLY

Tulis komentar Anda
Masukkan nama Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.