Kisah Inspiratif PT Djarum Michael Hartono
Sumber : Beritagar ID

Sebagian masyarakat sudah tidak asing lagi dengan pengusaha Taipan Hartono bersaudara. Mereka biasa disebut Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono.

Dua bersaudara tersebut merupakan keturunan Tionghoa yang lahir di Kudus, Jawa Tengah. Mereka anak dari Pendiri Djarum, Oei Wie Gwan. Kisah sukses kedua bersaudara ini dimulai dari kota kecil Kudus. Pada 1951, ayahnya membeli perusahaan rokok kretek kecil bernama Djarum Gramophon.

Setelah itu Ia mengubah namanya menjadi Djarum. Dia memasarkan kretek dengan merek Djarum dan ternyata mengalami kesuksesan. Namun, pada 1963 terjadilah kebakaran yang memusnahkan seluruh usahanya.

Dengan kejadian itu, Robert dan kakaknya menerima warisan ini setelah ayahnya meninggal. Pada saat itu pabrik Djarum pun baru saja terbakar dan juga mengalami kondisi yang tidak stabil. Namun, di tangan dua bersaudara Hartono bisa bertumbuh menjadi perusahaan raksasa.

Bangkitnya Kembali PT Djarum di Bawah Kendali Michael Hartono dan Robert Hartono

Di bawah kendali dua anaknya, Robert bersaudara, pada tahun 1972 Djarum terus maju dan mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Selang waktu tiga tahun,  Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin. Lalu diikuti Djarum Super yang diperkenalkan pada 1981.

Kini perusahaan ini telah memiliki lebih dari 75 ribu karyawan. Hingga Djarum kemudian menjadi salah satu dari empat besar di dunia industri Indonesia.

Setelah Soeharto naik jadi presiden, dunia bisnis mulai menggeliat di Indonesia. Itu menjadi momentum bagi Michael Bambang Hartono dan adiknya mengepakan sayap selebar-lebarnya.

Pada tahun 1981, mereka meluncurkan Djarum Super yang kemudian juga menjadi produk andalan. Hasil produksi itu tak hanya berjaya di pasaran dalam negeri, tapi juga merambah ke luar negeri.

Kedua bersaudara itu semakin kaya. Setidaknya, mereka hanya tergolong orang terkaya di Kudus. Tak Puas dengan Bisnis Tembakau, Duo Hartono Ekspansi Ke Perbankan.

Setelah usaha pabrik rokok berjalan dengan stabil, Hartono bersaudara menapakkan kaki mereka di dunia perbankan. Hal ini tentu sangat menjadi perhatian banyak orang. Pasalnya, saat itu Indonesia sedang mengalami masa krisis moneter.

Michael Bambang Hartono Bersama PT Djarum menguasai BCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan, dengan saham lebih dari 50 persen. Tak cukup di perbankan, Djarum juga menguasai Global Digital International (GDI), sebuah perusahaan yang memiliki media daring bernama Kumparan.

Hartono bersaudara pun melebarkan bisnis di bidang perhotelan.

Sebagai bukti kepeduliannya terhadap masyarakat, melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) sampai saat ini Djarum banyak memberikan beasiswa ke berbagai tingkatan pendidikan. Di bidang olahraga, Djarum dikenal pula dengan bulutangkisnya.

Perjuangan merintis usaha hingga pabrik dua kali terbakar masih bertahan hingga saat ini. Tak heran Michael dan Robert terdaftar menjadi orang terkaya  di Indonesia. Total kekayaan Bambang Hartono mencapai US$16,7 miliar atau sekitar Rp225 triliun.

Turut Andil Mengharumkan Indonesia Di Asian Games 2018, tak hanya dalam sektor bisnis, Michael Bambang Hartono juga belum lama ini berkontribusi dalam sektor olahraga. Di usianya yang sudah tidak lagi “hijau”, namun semangatnya masih berjiwa muda.

Baca Juga :

Nama Michael Hartono belakangan ini kembali mencuat di publik setelah memenangkan medali perunggu di cabang olahraga bridge di Asian Games 2018.

Tidak ada yang menyangka bahwa seorang Michael akan berprestasi di gelaran olahraga se-Asia ini. Ia mengaku bonus yang didapatkan dari Asian Games akan dikembalikan untuk dimanfaatkan sebagai modal pengembangan olahraga banting kartu itu.

Sangat inspiratif bukan? Jadi jangan segan-segan menjadi sepertinya.

LEAVE A REPLY

Tulis komentar Anda
Masukkan nama Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.